Selasa, 12 Juni 2012

LANGKAH KERJA ILMU UKUR TANAH SITUASI


LANGKAH KERJA ILMU UKUR TANAH SITUASI

1.    Memperhatikan dan mendengarkan petunjuk serta pengarahan dari pembimbing
2.    Menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktek situasi di lapangan.
3.     Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat yang akan digunakan di lapangan.
4.    Membuat sketsa gambar lokasi yang akan digunakan untuk situasi di lapangan.
5.    Menentukan titik P1 sebagai kedudukan pesawat.
6.    Menempatkan pesawat dititik P1 dengan cara :
a. Memasang statif dengan unting- unting tepat di atas paku, tinggi statif disesuaikan dengan tinggi pembidik.
b. Memasang pesawat pada kepala statif , bila posisi sudah siap dihubungkan dengan sekrup meja statif dan dikuncikan.
7.    Menyetel pesawat di mulai dengan mengatur kedataran pesawat di titik P1 dengan cara :
a.    As teropong ditempatkan disalah satu as sekrup penyetel ( kedua sekrup penyetel yang lain sejajar dengan nivo tabung ).
b.    Menyetel gelembung nivo tabung dengan cara memutar dua sekrup penyetel yang sejajar dengan nivo tabung keluar atau kedalam secara bersamaan hingga gelembung nivo ditengah-tengah garis pars.
c.    Pesawat diputar 1800, apabila gelembung nivo belum ditengah gelembung nivo ditengahkan dengan cara menyetel dua sekrup penyetel yang sejajar dengan nivo tabung keluar atau kedalam secara bersamaan hingga gelembung nivo ditengah-tengah garis pas.
d.    Pesawat diputar 1800 kembali kalau ada kesalahan, setengah kesalahan dibetulkan dengan koreksi nivo dan setengah kesalahan dengan dua sekrup penyetel yang sejajar dengan nivo tabung.
e.    Putar pesawat 900, Putar sekrup penyetel ketiga untuk menempatkan gelembung nivo tabung ditengah-tengah garis pas.
f.      Jika gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah, pesawat di putar ke segala arah untuk memastikan kedudukan gelembung nivo tetap berada di tengah. Jika tetap berada di tengah maka pesawat siap dioperasikan, tetapi jika gelembung nivo berubah maka dilakukan penyetelan ulang seperti langkah kerja a – f.
8.    Menyetel arah vertical 90º dan horizontal   
a.    Sekup pengunci vertikal dikendorkan kemudian teropong diputar disejajarkan dengan badan pesawat
b.    Pesawat diarahkan ke utara dengan melihat kompas, jika jarum kompas sudah berada di tengah berarti pesawat sudah mengarah ke utara
c.    Mengencangkan sekrup pengunci horisontal
d.    Tekan tombol ON otomatis untuk menyalakan Pesawat
e.    Kemudian teropong degerakkaan ke atas atau ke bawah melewati sudut  900  sehingga terbaca pada layar pembaca nonius, skala vertikalnya mendekati 900  dan skala horisontal tepat terbaca pada 00000’00’’, kemudian sekrup penggerak kasar  vertikal dikencangkan
f.      Agar tepat pada sudut 90º gunakan sekrup penggerak halus vertical
g.    Skrup pengunci arah horizontal dikendorkan sehingga badan pesawat dapat digerakkan.
9.    Mengukur dan mencatat tingggi pesawat pada P1.
10.Setelah melakukan praktek poligon tertutup maka data dari titik pesawat dapat ditemukan
11.   Pindahkan  arah teropong ke titik 1-20-, dan seterusnya dan membaca benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius.
12.   Pindahkan pesawat ke titik P2, kemudian menyetel alat hingga siap untuk diopeasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat. Melakukan pembidikan terhadap titik 21-41 , dan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius
13.   Pindahkan  pesawat ke titik P3, kemudian menyetel alat hingga siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat. Melakukan pembidikan terhadap titik 21-41 , dan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius
14.   Pindahkan  pesawat ke titik P4, kemudian menyetel alat hingga siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat. Melakukan pembidikan terhadap titik 68-93 , dan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius
15.   Pindahkan  pesawat ke titik PA, kemudian menyetel alat hingga siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat. Melakukan pembidikan terhadap titik 94-118 , dan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius
16.   Pindahkan  pesawat ke titik P6 (Poligon terbuka), kemudian menyetel alat hingga siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat. Melakukan pembidikan terhadap titik 119-121 , dan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah dan nonius
17.   Memasukkan semua data hasil pengukuran kedalam tabel
Memeriksa semua alat dan mengembalikan ke laboratorium 

Prediksi Skor Pertandingan Yunani vs Rebublic Ceko



Prediksi Skor Pertandingan Yunani vs Rebublic Ceko- Hari ini 12 Juni 2012 pukul 11.00 pm akan dilaksanakan pertandingan penyisihan grup antara Yunani vs republic Ceko yang ada di stadion Miejski-Worklaw. Penyisihan grup A ini menjadi pertandingan kedua dalam EURO 2012. Pada babak penyisihan grup pertama Yunani harus bermain imbang dengan tuan rumah Polandia dan berbagi angka. Lain dengan republic ceko yang harus menerima kekalahan telak 4-1 dari tim Rusia.
Yunani megalami kendala dalam pertandingan kedua penyisihan grup A EURO 2012, menurut Fernando santos pelatih Yunanai Timnya dala keadaan yang kuarang baik setelah bek andalannya Sokratis Paspastathopoulous diganjar kartu merah yang mengakibatkan berkurangnya benteng dalam Lini belakang Yunani dengan mengandalkan pemain tertua yaitu kiper kawakan Chalkias ketika menjadi pemenang di EURO 2004 akan menjadi benteng terakhir Yunani.
Republic Ceko menentukan partai hidup dan matinya dalam pertandingan kedua ini setelah dihajar telak dengan skor 4-1 oleh Rusia. Pelatih Republic Ceko kemungkinan besar akan tetap menggunakan taktik yang sama hanya ada pergantian di lini tengah. Demi memenangkan pertandingan ini pemain harus totala karena mangacu dari petaandingan yang pertama kekalahan telak dari Rusia merupakan kekalahan terbesar Republic Ceko dalam pertandingan EURO.
Prediksi skor pertandingan ini kemungkinan besar akan draw 1-1 karena kedua tim sama-sama berambisi

Senin, 11 Juni 2012

Prediksi SKor Pertandingan Inggris vs Prancis


Prediksi Skor Pertandingan Inggris vs Prancis- Pertandingan grup D antara dua raksasa Eropa Inggris vs Prancis bakal sengit karena dua tim ini diprediksikan lolos dari grup D dibandingan tuan rumah ukraina dan swedia. Kedua tim juga terkendala banyaknya pemain inti yang cidera, pelatih Laurent Blanc dari Perancis tetap mengandalkan Karim Benzema didepan untuk menjadi ujung tombak tim disokong Samir Nasri, Ribery, serta Malouda. Pelatih Roy Hodgson pun tak kalah bingungnya dengan tidak adanya Wayne Rooney di lini depan mengakibatkan Inggris krisis dalam lini depannya kemungkinan besar lini depan Tree Lion akan di isi oleh Andy Carroll. Dan untuk lini belakang dengan cederanya Terry dan G.Cahill kemungkinan besar digantikan dengan Jagielka
Berdasarkan sejarah Perancis telah dua kali menjuarai Euro sedangkan Inggris belum sekalipun menjuarai Euro. berdasarkan data Inggris mempunyai kemenagan yang lebih banyak dibandingkan dengan Perancis yaitu dari 28 pertemuan Inggris menang 16 kali dan hanya 8 kali kekalahan . Namun bia di Prediksi karena banyak Pemain Inggris yang cidera mengakibatkan pertandingan menjadi sengit kira-kira Prediksinya adalah 50 : 50. Dan untuk Prediksi Skor Pertandingannya adalah 1 : 1 Prediksi kedua Tim akan bermain Imbang pada penyisihan Grup D Besok 11 Juni 2012 pukul 11.00 PM

Mengatur Unit Autocad 2007


Mengatur Unit Autocad 2007- Sebelum menggambar, ada baiknya jika unit diatur terlebih dahulu. Sungguhpun dalam AutoCAD unit tidak pernah disebutkan. Karena pada dasarnya penggambaran pada AutoCAD adalah hanya dimensi-dimensi angka. Sedangkan satuan hanya merupakan asumsi pengguna (apa yang menjadi logika pengguna). Misalnya jika juru gambar (drafter) sering membuat garis sepanjang 3, 4, 5 drawing unit dan lain-lain dan drafter befikir untuk membuat tembok yang panjangnya sekitar 3 m, maka angka 3, 4, 5 tersebut adalah 3 m dan seterusnya.
Untuk menentukan unit caranya adalah sebagai berikut :
  1. Klik menu Format > Unit 

  1. Akan muncul dialog box sebagai berikut :

  1. Terdapat Length type, Precission (ketelitian), Angle type dan lain-lain. Untuk memilih type-type yang diinginkan dapat klik tanda panah di kanan isian opsi.
  2. Setelah selesai memilih jenis-jenis unit, klik OK.

Minggu, 10 Juni 2012

Bagian-Bagian pesawat theodolit wild T0



Keterangan gambar
Bagian-bagian pesawat theodolit wild to

  1. Visir
  2. Lup pembacaan sudut / nonius vertical dan horisontal
  3. Micrometer
  4. Lensa okuler
  5. Sekrup pengeras / pengunci arah vertical
  6. Sekrup penggerak halus arah vertical
  7. Sekrup pengeras / pengunci arah horisontal
  8. Penjetan limbus (klem pengunci kompas)
  9. Tiga sekrup penyetel kedataran pesawat
  10. Lensa obyektif
  11. Sekrup pengatur fokus
  12. Sekrup pengatur lensa okuler
  13. Sekrup penggerak halus arah horisontal
  14. Nivo kotak 


Cara Menggunakan Pesawat wild T0



Pesawat Wild T0
a.         Langkah kerja
1.        Memperhatikan dan mengikuti petunjuk dari dosen pembimbing
2.        Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
3.        Menentukan lokasi prakikum dan membawa peralatan ke lokasi praktik
4.        Membuat sketsa dari lokasi praktik dan table pengukuran
5.        Memasang statif dengan posisi datar di lokasi dengan cara :
a.         Tempatkan statif dengan ketiga kakinya membentuk sudut 600 di atas tanah
b.         Tinggi statif disesuaikan dengan pembidik
c.         Tentukan agar posisi kepala statief datar. Pengontrolan dapat menggunakan kapur diletakkan di atas kepala statif. Bila kedudukan kapur tetap berarti posisi kepala statief  benar-benar datar
d.        Pasanglah pesawat di tengah-tengah dengan skrup-skrup pengatur tepat di atas kaki-kaki statief. Kemudian hubungkan pasawat dengan kepala statif dengan skrup penghubung untuk memperoleh kedudukan pesawat yang kokoh
e.         Pasanglah unting-unting pada skrup penghubung
6.        Menyetel kedataran pesawat dengan cara :
a.         Menempatkan lensa obyektif yang AS-nya searah dengan salah satu sekrup pengatur kedudukan nivo.
b.         Dengan kedua sekrup penyetel kedudukan nivo, gelembung ditempatkan tepat ditengah-tengan antara kedua sekrup penyetel kedudukan nivo.
c.         Dengan sekrup penyetel yang satunya lagi, gelembung nivo ditempatlan tepat ditengah-tengah nivo kotak.
d.        Kemudian pesawat diputar ke segala arah, jika terjadi pergeseran posisi gelembung nivo maka penyetelan diulang lagi sama seperti di atas sampai gelembung  nivo berada ditengah nivo kotak.
7.        Micrometer di nol (0) kan dengan cara memutar sekrup micrometer sehingga titik indeks menunjukkan menit dan detiknya (‘ ‘’).
8.        Menempatkan pesawat tegak lurus terhadap sumbu pesawat arah vertikal/ sudut 90º dengan cara:
a.         Keraskan skrup pengunci arah horzontal  dan kendorkan sekrup pengunci arah vertikal
b.         Putar teropong sehingga teropong mendekati sudut 90º yang tertera pada lup pembaca skala nonius dan sekrup pengunci vertikal dikencangkan
c.         Putar sekrup penggerak halus vertikal agar sudut vertikal tepat pada sudut 90º
9.        Menekan klem kompas dan melihat lup skala pembaca skala nonius hingga skala horizontal berhenti berputar kemudian dilepaskan.
10.    Pasanglah rambu ukur / baak tegak  terhadap tanah
Pembidikan rambu ukur dengan pesawat :
a.         Kendorkan skrup pengunci horizontal, kemudian arahkan pesawat tepat pada rambu ukur dengan bantuan visir
b.         Skrup pengunci arah horizontal dikencangkan dan gunakan skrup penggerak halus arah horizontal untuk menempatkan bayangan rambu ukur tepat pada garis indeks
c.         Bila bayangan rambu ukur kurang jelas gunakan skrup pengatur lensa diafragma
d.        Gunakan pengatur lensa okuler untuk memperjelas benang silang.
11.    Pembacaan rambu ukur ( bayangan rambu ukur ) yang terdiri atas : benang atas, tengah dan bawah
12.    Membaca skala nonius melalui lup pada pesawat WILD T0, dengan cara memutar smikrometer sehingga  garis indeks lurus
13.    Mengukur ketinggian pesawat dari titik patokan ( permukaan tanah ) ke AS lensa obyektif
14.    Mencatat semua data yang diperoleh dan lakukan perhitungan atas data yang tersedia
15.    Mengolah data yang diperoleh
16.    Menggambar  hasil perhitungan data yang diperoleh

ILMU UKUR TANAH MEMBUAT PETA DENGAN CARA MENGIKAT DAN KOORDINAT


MATA KULIAH : Ilmu Ukur Tanah I
TOPIK : MEMBUAT PETA
LEMBAR KERJA
Program : PTS/B
Jurusan  : PTK
Semester : III


1. MEMBUAT PETA DENGAN CARA MENGIKAT
2. MEMBUAT PETA DENGAN CARA KOORDINAT


Waktu          : 4 x 50 menit
Hari              : Jum’at
Tanggal        : 8 oktober 2010
Kelompok    : VIII
Lokasi    : Gedung Praktek Kayu Kampus V UNS

A.      PENDAHULUAN
Peta adalah suatu gambaran keseluruhan atau sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat dengan mengguakan perbandingan skala tertentu. Sementara itu, definisi dari skala adalah perbandingan antara jarak yang digambarkan dalam peta dengan jarak yang sebenarnya di muka bumi.
Peta sebagai sebuah media komunikasi antara manusia dengan kondisi lapangan saat ini menjadi sangat penting ketika dibutuhkannya informasi lokasi, posisi obyek – obyek penting di lapangan yang menjadi dasar bagi sebuah perencanaan pekerjaan.
Ketersediaan alat pemetaan yang pada umumnya dibayangkan membutuhkan biaya yang mahal, ternyata dapat disiasati dengan menggunakan alat ukur yang lebih murah dan mudah pengoperasiaannya. Hal ini menjadi dasar, dimana dengan alat yang sederhana dapat dilakukan pemetaan untuk menghasilkan sebuah peta situasi dari obyek penelitian.

B.       TUJUAN
1.        TUJUAN UMUM
Ø  Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang cara membuat peta sederhana
Ø  Mahasiswa dapat menggunakan alat sederhana
2.        TUJUAN KHUSUS
Ø  Mahasiswa dapat melakukan pemetaan di lapangan
Ø  Mahasiswa dapat membuat pemetaan dengan cara mengikat
Ø  Mahasiswa dapat membuat pemetaan dengan cara koordinat.
Ø  Mahasiswa dapat membuat sketsa lokasi praktik dengan benar
Ø  Mahasiswa dapat menancapkan jalon dengan benar
Ø  Mahasiswa dapat menggunakan unting-unting
Ø  Mahasiswa dapat membidik jalon dengan benar
Ø  Mahasiswa dapat mengukur jarak menggunakan roll meter
Ø  Mahasiswa dapat menggunakan kompas untuk menentukan sudut jurusan

C.      ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
1.         Jalon                  : 10  buah
2.         Rollmeter          : 1 buah
3.         Prisma               : 1 buah
4.         Kompas             : 1 buah
5.         Unting-unting   : 1 buah
6.         Benang              : 1 rol
7.         Patok                 : secukupnya
8.         Alat tulis           : secukupnya

D.      TINDAKAN KEAMANAN
1.         Memakai pakaian praktikum,
2.         Mengikuti pengarahan dan petunjuk dari dosen pembimbing,
3.         Mengecek dan membawa peralatan praktik ke lokasi praktik dengan hati – hati
4.         Meletakkan alat praktik di tempat yang aman
5.         Menggunakan alat praktik dengan benar atau sesuai fungsinya
6.         Memeriksa alat-alat tersebut sebelum dan sesudah praktikum.

E.       LOKASI PENGUKURAN
Lokasi praktik dilaksanakan di sebelah timur gedung PTM dan aula PTK

F.       SUBJOB
1.         MEMBUAT PETA DENGAN CARA MENGIKAT
a.         Langkah Kerja
1.        Memperhatikan dan mengikuti petunjuk dari dosen pembimbing
2.        Bon dan menyiapkan semua peralatan yang diperlukan
3.        Mencari lokasi yang akan digunakan untuk praktek
4.        Membuat tabel pengukuran dan  sketsa dari lokasi praktik pengukuran
5.        Menancapkan 5 buah jalon ( A, B, C, D, E) sebagai titik-titik batas persil yang membentuk segi lima dengan menegakkan ke 5 jalon tersebut menggunakan unting-unting
6.        Mengukur jarak antar jalon di titik persil menggunakan rollmeter serta sudut jurusan jalon menggunakan  kompas
7.        a.     Membuat garis ukur D-E
b.    Memperpanjang sisi bangunan R-S, Q-P, H-I, G-J sehingga berpotongan dengan garis ukur D-E  di titik 1,4,7,8 dan ditancapkan jalon pada masing – masing titik tersebut.
c.     Mengukur jarak 1-D, 1-S, 4-E, 4-P, I-7, J-8, 7-8 dan 8-E serta sudut jurusan 1-S dan 4-P
d.    Mengukur jarak setiap titik perpotongan yang ada disetiap garis ukur dengan patokan D =  0,00 m
8.        a.     Membuat garis ukur D-C
b.    Memperpanjang sisi bangunan P-S dan Q-R sehingga berpotongan dengan garis ukur C-D di titik 2 dan 3 dan ditancapkan jalon pada masing-masing titik tesebut.
c.     Mengukur jarak 2-D, 2-S, 3-C,  dan 3-R serta sudut jurusan 2-S, 3-R.
d.    Mengukur jarak tiap titik perpotongan yang ada disetiap garis ukur dengan patokan D =  0,00 m
9.        a.     Membuat garis ukur E-A
b.    Memperpanjang sisi bangunan H-G dan I-J sehingga berpotongan dengan garis ukur E-A di titik 5 dan 6 dan ditancapkan jalon pada maing-masing titik tersebut.
c.     Mengukur jarak 5-G, 5-E, 6-J dan 6-5.
d.    Mengukur jarak tiap titik perpotongan yang ada disetiap garis ukur dengan patokan E =  0,00 m
10.    Menggambar peta hasil pengukuran pada kertas dan menghitung hasil pengukuran
11.    Mencatat semua hasil pengukuran praktik
12.    Membuat laporan sementara dari kegiatan yang telah di lakukan.
13.    Memeriksa alat yang di pakai dan mengembalikannya ke laboratorium.
14.    Melaporkan data hasil pengukuran membuat peta dengan cara mengikat

b.        Data hasil pengukuran
No
Titik
Jarak ( m )
Sudut Azimuth
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
A – B
B – C
C – D
D – E
E – A
PQ
SR
SP
QR
1-S
1-D
2-D
2-S
3R
3-C
4-P
4E
5–G
G-H
G-J
I-P
I-7
J-8
7-8
8-E
6-E
6-5
34,56
27,31
19,83
67,11
15,38
9,15
9,15
53,72
53,72
2,00
2,5
5,06
2,65
2,97
5,63
4,08
10,91
3,76
2,09
2,05
4,02
4,05
4,01
2,09
6,82
4,09
2,32
α AB = 16 º
α BC = 355 º
α CD = 270 º
α DE = 181 º
α EA = 64 º
α 1S = 91 º
α 2S = 182 º
α 3R= 181º
α 4P= 89 º
Sudut ABC = 159º
Sudut BCD = 95º
Sudut CDE = 91º
Sudut DEA = 63º
Sudut EAB = 132º


c.        

Perhitungan
·           Menghitung luas persil :
Diketahui :   < ABC = 159º            < CDE = 91º               < EAB = 132º
 < BCD = 95º              < DEA = 63º  
ü  Luas ABC = 0,5 x AB x BC x sin < ABC
= 0,5 x 34,56 x 27,31 x sin 159º
= 0,5 x 34,56 x 27,31 x 0,358
= 169,12 m2
ü  Luas CDE = 0,5 x CD x DE x sin < CDE
= 0,5 x 19,83 x 65,6 x sin 91º
= 0,5 x 19,83 x 65,6  x 0,99
= 650,32 m2
ü  Luas ACE
Untuk mengetahui luas ACE, tenukan panjang AC, EA, dan AE
o    AC2      = AB2 + BC2 - 2 AB BC cos < ABC
                   = 34,562 + 27,312 – 2 (34,56x 27,31) cos 159º    
= 1194,39 + 745,841887,67 (-0,934)
= 1194,39 + 745,84+1887,67
= 3827,90 m
AC       =
= 61,87 m
o    CE2     = DC2 + DE2 – 2 DC DE cos < CDE
= 19,832 + 65,62 – 2 (19,83x65,6) cos 91
= 393,23 + 4303,36 -2601,70(- 0.17)
= 393,23 +4745,64
= 5138,87 m
CE =
CE = 71,69 m
o    Menghitung S untuk mengetahui luas ACE

S     = AC + CE + EA
2
= 61,88 + 71,69 + 13,88
2
= 147,45 m
ü  Luas ACE
=
=
=
=
930,540 m2

Luas segilima ABCDE = Luas ABC + Luas CDE + Luas ACE
       = 169,12 m2 + 650,32 m2 + 930,540 m2
      = 1749,98 m2
·           Menghitung Luas Bangunan
L = L besar + L kecil              
= ( 9,15x53,72 ) + ( 1,98 x 5,38 )
= 491,538 + 10,65
= 502,19 m2
·           Luas halaman
L = L persil – L bangunan
= 1749,98502,19
= 1247,79 m2
d.        Gambar Hasil Kerja
( Terlampir )
  
2.         MEMBUAT PETA DENGAN CARA KOORDINAT TEGAK LURUS
a.         Langkah Kerja
1.        Mencari lokasi yang akan digunakan untuk praktek
2.        Membuat sketsa lokai praktik
3.        Menentukan titik-titik batas persil yaitu A, B, C, D, E  membentuk segi lima kemudian menancapkan jalon pada titik-titik tersebut.
4.        Ukur jarak AB, BC, CD, DE, EA dengan menggunakan roolmeter serta ukur sudut jurusan tiap garis batas persil dengan kompas
5.        Membuat garis ikat BF dan CG yang diukur jarak dan jurusan garis tersebut menggunakan kompas.
6.        a.     Membuat garis ukur A-B
b.     Tancapkan jalon di titik H
c.     Proyrksikan titik H terhadap garis ukur AB dengan prisma. (jalon  tegak lurus apabila bayangan jalon pada sudut bangunan segaris lurus dengan ke dua jalon pada garis ukur ).
d.     Tancapkan jalon 1 pada titik pendekatan prisma tersebut.
e.     Mengukur jarak dan sudut jurusan A-1 dan 1-H
f.     Mengukur jarak pada setiap titik pendekatan  prisma dengan patokan A = 0.00.
7.    a.     Membuat garis ukur B-C
b.     Tancapkan jalon di titik I
c.     Proyeksikan titik I terhadap garis ukur BC dengan prisma.
d.     Tancapkan jalon 2  pada titik pendekatan prisma tersebut.
e.     Mengukur jarak dan sudut jurusan C-2 dan 2-I.
f.     Mengukur jarak pada setiap titik pendekatan  prisma dengan patokan B = 0.00.
7.        a.     Membuat garis ukur C-D
b.     Tancapkan jalon di titik I, J, L, M dan N
c.     Proyeksikan titik di poin b terhadap garis ukur C-D dengan prisma.
d.    Tancapkan jalon  3, 4, 5, 6, 7 dan 8  pada masing – masing titik pendekatan prisma tersebut.
e.     Mengukur jarak dan sudut jurusan C-3, 3-I, D-4, 4-J, D-5, 5-K, D-6, 6-L, D-7, 7-M, D-8 dan 8-O.
f.     Mengukur jarak pada setiap titik pendekatan  prisma dengan patokan C = 0.00.
8.        a.     Membuat garis ukur D-E.
b.     Tancapkan jalon di titik M, N, O, P.
c.     Proyeksikan titik di poin b terhadap garis ukur D-E dengan prisma.
d.     Tancapkan jalon  9, 10, 11 dan 12 pada titik pendekatan prisma tersebut.
e.     Mengukur jarak dan sudut jurusan D-9, 9-M, D-10, 10-N, D-11, 11-O, E-12, dan 12-P.
f.     Mengukur jarak pada setiap titik pendekatan  prisma dengan patokan D = 0.00.
9.        a.     Membuat garis ukur E-A.
b.     Tancapkan jalon di titik P, Q, R.
c.     Proyesikan titik di poin b terhadap garis ukur E-A dengan prisma.
d.     Tancapkan jalon 13, 14, dan 15  pada titik pendekatan prisma tersebut.
e.     Mengukur jarak dan sudut jurusan E-13, 13-P, E-14, 14-Q, E-15 dan 15-R.
f.     Mengukur jarak pada setiap titik pendekatan  prisma dengan patokan E = 0.00.
10.    Mencatat hasil pengukuran dan memasukkan ke tabel data pengukuran.
11.    Mengecek semua peralatan yang dipakai sebelum meninggalkan lokasi praktek
12.    Membuat laporan sementara dari kegiatan yang telah dilakukan.
13.    Mengembalikan semua peralatan praktek ke laboratorium
14.    Menyusun Laporan Praktikum

b.        Data hasil pengukuran

No.
Titik
Jarak ( m )
Sudut (Derajat)
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
A – B
B - C
C - D
D - E
E – A
B – F
C – G
A – 1
1 – H
C – 2
2 – I
C – 3
3 – I
D – 4
4 – J
D – 5
5 – K
D – 6
6 – L
D – 7
7 – M
D - 8
8 - O
D – 9
9 – M
D – 10
10 - N
D – 11
11 – O
E – 12
12 - P
E – 13
13 – P
E – 14
14 – Q
E – 15
15 – R
15
11
35
17
32,75
12,56
3,68
5,48
0,77
2,63
2,89
1,14
3,75
8,89
3,79
7,24
5,58
5,70
2,52
3,17
2,52
2,82
5,58
3,39
2,23
4,22
3,58
5,24
3,26
3,63
3,78
3,70
3,60
8,32
4,32
10,23
2,47
314
243
184
99
11
103
332
314
224
63
153
184
94
4
94
4
94
4
94
4
94
4
94
99
9
99
9
99
9
279
9
11
281
11
281
11
281
Garis Batas Persil dan Garis Ukur
Garis Batas Persil dan Garis Ukur
Garis Batas Persil dan Garis Ukur
Garis Batas Persil dan Garis Ukur
Garis Batas Persil dan Garis Ukur
Garis Ikat
Garis Ikat














c.         Perhitungan
a).   Perhitungan Sudut Dalam :
ÐABC        = (360 - ÐAB) + ÐCB
                    = (360° - 314°) + 63°
                    = 46° + 63°
                    = 109°
ÐBCD        = ÐCD - ÐCB
                    = 184° – 63°
                    = 121°

ÐCDE         = ÐDE - ÐDC
                    = 99° - 4°
                    = 95°
ÐDEA        = ÐEA - ÐDE
                    = 191° –  99°
                    = 92°
ÐEAB             = ÐAB - ÐAE
                        = 314° – 191°
                        = 123°



∑ Sudut Dalam       = ÐABC + ÐBCD + ÐCDE + ÐDEA + ÐEAB
                                = 109°+ 121° + 95° + 92° + 123°
                                = 540°

b).   Perhitungan Luas Persil :
BD2       = BC2 + CD2 – 2( BC.CD ) Cos 121°
              = 112 + 352 – 2( 11 . 35 ) ( - 0,515 )
              = 121 + 1225 + 396,55
              = 1742.55
BD         = 41.7439

BE2        = BA2 + AE2 – 2( BA.AE ) Cos 123°
              = 152 + 32.752 – 2( 15 . 32.75 ) ( -0,5446 )
              = 225 + 1072,5625 + 535,0695
              = 1832.632
BE         = 42,809
§   Luas Persil I
S          = ½ ( BD + DE + BE )
            = ½ ( 41,7439 + 17 + 42,809 )
            = ½ 101,5529
            = 50,77645


LI         = S (S – BD)(S – DE)(S – BE)
= 50,77645 (50,77645 – 41,7439)( 50,77645– 17)( 50,77645– 42,809)
            = 50,77645 (9,03255) (33,77645) (7,96745)
            = 123425,8303
            = 351,32 M2
§   Luas Persil II
S     = ½ (BC + CD + BD)
             = ½ (11 + 35 + 41,7439)
       = ½ 87,7439
       =43,87195
LII  = S (S – BC)(S – CD)(S – BD)
       =  43,87195 (43,87195–11)( 43,87195–35)( 43,87195–41,7439)
       =  43,87195 (32,87195) (8,87195) (2,12805)
       = 27227,84811
       = 165,009 M2
§   Luas Persil III
S          = ½ ( BE + BA + AE )
            = ½ (42,809 + 15 + 32,75)
            = ½ 90,559
            = 45,2795
LIII      = S (S – BE)(S – BA)(S – AE)
            = 45,2795 (45,2795–42,809)( 45,2795 – 15)( 45,2795– 32,75)
            =  45,2795 (2,4705) (30,2795) (12,5295)
            = 42439,36925
            = 206,008 M2

Total Luas Persil     = 351,32 + 165,009 + 206,008
                         = 722,337 M2
c).   Perhitungan Luas Bangunan
·           Luas gedung aula         = P × L
                                                   = 25 × 12,47
                                                   = 311,75 M2
·           Luas Kamar Mandi      = P × L
                                          = 8,17 × 4,52
                                                 = 36,9284 M2

·           Luas Bak Air               = P × L
                                                = 2,5 × 2
                                                = 5 M2            

Luas Total Bangunan         = 311,75 + 36,9284 + 5
                                               = 353,6784 M2
d).   Perhitungan  Luas Area Persil Tanpa Bangunan
Luas total persil – Luas total bangunan      = 722,337 - 353,6784
                                                                        = 368,6586 M2
d.        Gambar hasil kerja
( Terlampir )

G.      KESULITAN YANG DIHADAPI
1.    Ada beberapa jalon yang bengkong dan tumpul sehingga sulit untuk ditancapkan dan sulit pada waktu membidik garis lurus karena bengkong.
2.         Kondisi tanah yang terlalu keras sehingga jalon jalon sulit ditancapkan
3.         Cuaca yang panas sehingga mengganggu saat praktek
4.         Banyak tanaman liar sehingga mengganggu praktek.
5.         Kurang kompaknya kelompok.

H.      KETRAMPILAN YANG DIPEROLEH
1.         Mahasiswa terampil membuat peta dilapangan
2.         Mahasiswa terampil membidik jalon
3.         Mahasiswa terampil mengukur jarak dilapangan
4.         Mahasiswa terampil menghitung data hasil pengukuran
5.         Mahasiswa terampil menggambar hasil pengukuran

I.         KESIMPULAN
1.   Dalam praktek membuat peta dengan cara emngikat diperlukan keahlian dan ketelitian dalam menggunakan dan membaca alat yang digunakan
2.         Diperlukan kerjasama kelompok yang baik dalam praktek sehingga praktek dapat berjalan lancar, baik dan lebih cepat
3.         Dalam mengoreksi jumlah sudut dalam dibutuhkan keahlian yang lebih, karena harus sesuai dengan aslinya
4.        Diharapkan setelah praktek mahasiswa mampu membuat, membaca dan menerangkan peta dengan cara mengikat

J.        SARAN
1.         Sebaiknya alat-alat praktek harus memenuhi syarat dan diperiksa sebelum dan sesudah praktek
2.    Pada saat praktek hendaknya pembimbing selalu memdampingi dan langsung menegur apabila terjadi kesalahan agar cepat dibetulkan
3.         Praktek agar dijalankan lebih pagi, agar tidak terlalu panas
4.     Selalu menjaga kekompakan kelompok dalam praktek sehingga praktek dapat berjalan dengan lancar dan lebih cepat selesai.






 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls